09 Juli 2013

Antara Hati Dan Kutang (Digantung)

Kebanyakan orang, termasuk saya, tidak suka "digantung". Bukan dalam arti sebenarnya tentu saja, makanya ada tanda kutip di situ. Digantung itu membingungkan. Hati jadi bertanya-tanya.

Tapi, bukankah mau digantung itu pilihan? Toh sesuatu yang penuh ketidakjelasan memang mungkin sengaja dikondisikan seperti itu oleh yang menggantung? Bisa jadi karena si penggantung mempunyai agenda lain, atau memang karena sebenarnya kita sendiri yang merasa diberi harapan tanpa kejelasan (baca: PHP), makanya kita merasa digantung?

Padahal belum tentu orang itu berniat menggantungkan kita. Padahal bisa jadi dia hanya menganggap kita teman, tanpa berniat sedikitpun untuk meng-upgrade hubungan pertemanan itu.

Antara Hati dan Kutang (Digantung)

Hmmm... Sebenarnya tidak semua yang digantung itu buruk adanya lho..
Bayangkan jika kita tidak mempunyai 'Daun Telinga' untuk menggantung 'Kacamata', sementara penglihatan kita kurang sempurna. Atau, bagaimana 'Risih' dan 'Menganggunya' jika 'Kutang' atau 'bra' tidak pernah diciptakan??

Saya sendiri bukan penggemar kacamata dan kutang. Ganggu.. Bukan karena saya tidak suka menggantung atau digantung, tapi lebih kepada rasa nyaman. Saya lebih memilih 'Lensa Kontak'. Dan salah satu alasan mengapa saya lebih memilih untuk tinggal di rumah adalah karena saya benci mengenakan 'bra', karena membuat dada saya terasa sesak. Sulit bernapas dan tidak nyaman. Home is where you can be bra-less.

Untung kacamata dan kutang bukan sesuatu yang punya nyawa. Jika ya, mungkin mereka juga sudah berteriak karena selalu digantung. Belum lagi pakaian-pakaian di atas jemuran yang selalu digantung. Bisa ramai halaman rumah setiap paginya. Celana dalam berteriak. Seprai berteriak. Taplak meja berteriak. Bahkan busana yang relijiuspun ikut berteriak. Semua berteriak, tanpa peduli betapa sopannya mereka ketika mereka dalam keadaan tidak tergantung di jemuran.

Tapi tanpa digantung, kacamata tidak dapat membantu mata kita untuk dapat melihat lebih baik. Menggantung itu baik, membuat penglihatan kita jadi lebih awas. Tanpa digantung, kutang tidak dapat melindungi dada perempuan yang lembut.
Digantung itu baik, karena melindungi. Tanpa dijemur di atas gantungan, pakaian tidak akan kering. Berada di atas gantungan itu baik, karena pakaian yang basah tidak berguna bagi pemiliknya.

Jadi memang kegiatan digantung dan menggantung ini perlu keikhlasan dan ketulusan. Yang digantung harus ikhlas, dan yang menggantung harus tulus.
Biarkan dirimu digantung jika itu demi kebaikan dirimu sendiri. Jika tidak, toh kau punya pilihan lain untuk meninggalkan hubungan itu dan si penggantung? Bahkan seindah-indahnya lukisan yang digantung pun harus melukai tembok dulu dengan paku, agar dapat dinikmati oleh mata.

Dan bagi kamu yang suka menggantung, jika itu untuk kebaikan orang yang kamu gantung dan selama "Korbanmu" senang-senang saja, lanjutkan.. Jika tidak, hentikan menggantung Hatinya..!!! Lebih baik menjatuhkannya dari gantungan, daripada terus menggantungnya.

Manusia bukan kutang atau kacamata yang memang diciptakan untuk digantung. Hati memang letaknya tidak jauh dari tempat dari kutang digantung, tapi Hati tetap bukan Kutang. Gantung itu ganggu. *ngemeng epe.. Pagi pagi.* By: Fairish Aurella Bilqish.

Baca Juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About · Contact · Privasi · Disclaimer · Sitemap
© 2015 Inofay Blog | Powered by Blogger ke Atas